Sabtu, 29 Oktober 2011

Perubahan Masyarakat Desa Akibat Penggunaan Teknologi


Ketika teknologi menjadi semakin maju, khususnya yang menyangkut transportasi, komunikasi, dan informasi terjadilah perubahan-perubahan besar yang mendasar. Jaringan transportasi yang semakin menyebar dan merata serta alat transportasi yang semakin modern telah semakin meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat untuk bergerak maju mengikuti perubahan jaman. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penduduk desa yang pergi ke kota dan sebaliknya banyak penduduk kota yang datang ke desa. Kontak-kontak yang dilakukan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial budaya di kalangan mereka. Bahkan pada tingkat tertentu akan sulit membedakan orang desa dengan orang kota, baik dilihat dari penampilan fisik maupun gaya hidupnya. Ditambah lagi jika berbagai kemudahan hidup yang diperoleh di kota juga bisa didapatkan di desa seperti yang terlihat di jaman sekarang ini.
Jika tidak mengikuti perubahan jaman, masyarakat desa akan terisolasi akibat sarana transportasi yang kurang menunjang misalnya, ataupun kurangnya interaksi dengan masyarakat luar. Apalagi, ditambah dengan belum hadirnya surat kabar, radio, televisi, dan berbagai media massa lainnya, isolasi fisik pun akan berkembang menjadi isolasi secara budaya. Artinya, pada situasi atau kondisi semacam ini, kontak sosial dan kebudayaan antara masyarakat desa dan masyarakat kota tidak akan terjadi. Jika pun terjadi, tidak akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada komunitas masyarakat desa. Pada situasi terisolasi, baik masyarakat desa maupun masyarakat kota akan berkembang menjadi suatu komunitas yang bukan saja berbeda karakteristik akan tetapi terkaang juga berlawanan.
Pengaruh kebudayaan modern akan menyebabkan sifat berbagai kebutuhan hidup masyarakat desa berubah dan bertambah luas. Masyarakat desa yang semula tidak mengenal berbagai perlengkapan modern misalnya seperti televisi, radio, listrik, dan kendaraan bermotor dengan semakin intensifnya pengaruh kebudayaan modern, pada akhirnya mereka mengenalnya dan bahkan menjadi tergantung pada alat-alat modern seperi itu.
Perubahan sosial masyarakat memang menimbulkan berbagai dampak yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Tipe-tipe masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial beraneka ragam. Keragaman ini berhubungan erat dengan kesiapan masyarakat yang bersangkutan dalam menghadapi perubahan tersebut. Apabila masyarkat siap menghadapi perubahan-perubahan tersebut akan membawa kemajuan bagi kebudayaan masyarakat. Jika kondisi yang terjadi sebaliknya, maka akan terjadi ketidakharmonisan  dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, perubahan akibat revolusi hijau yang berkembang sangat pesat pada masa orde baru yang menimbulkan beberapa perubahan. Jika dilihat dari paradigma yang dipakai yaitu pertumbuhan, pelaksanaan, Revolusi Hijau di Indonesia bisa dikatakan berhasil. Pada tahun 1984 produktivitas pertanian padi meningka mencapai dua kali lipat dibanding tahun 1960-an. Dari sini dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat desa akibat teknologi berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan penerimaan masyarakat desa terhadap perubahan-perubahan tersebut untuk menjadikannya mandiri dan berpotensi.

Serba-serbi Penggunaan Bahasa Orang Ende (Barai)

WUZA MEZE (Gerhana Bulan)
Lagu ini dinyanyikan saat terjadi gerhana bulan. Biasanya gerhana bulan terjadi pada malam hari. Ketika terjadi hal ini, orang-orang akan menyanyikan lagu ini dengan membunyikan apa saja dengan harapan agar bulan “tidak tenggelam” dan bulan mau mendengarkan bunyi-bunyian yang bunyikan. Ada yang memukul-mukul peralatan dapur, naik ke atas atap untuk membunyikan seng, memukul beduk Masjid, ada pula yang teriak-teriak memanggil bulan dalam bahasa daerah-‘wuza...wuza...wuzaaaaa’. Lagu yang dinyanyikan adalah sebagai berikut:

Wuza-wuza e kau mbana saza raza
Raza kau ndia wuza e
Nuka reta lo, mbeta pari moso
Pari moso wau pizu ne’e alu
Alu sa lempe ngere ata mbani mere
Mbani papa tau ngere suradadu
Suradadu sendo pi’a eko wero
Bogu ngere tezo...

Apa Mbo Mbo? (Apa yang meledak-ledak?)
Belum diketahui apa yang menjadi sebab musabab terciptanya lagu ini. Kami masih mencari tahu sebab terciptanya lagu ini karena setiap penciptaan pasti mempunyai tujuan dan suatu penciptaan bukan tanpa alasan. Tapi, jika dilihat dari isi lagunya, lagu ini berisi pesan kepada muda-mudi tentang larangan nikah muda karena jika menikah terlalu muda dikhawatirkan suami tidak dapat menanggungkan beban rumah tangga dalam hal ini untuk mencari nafkah. Sedangkan istri, belum bisa menyusui anak dan tidak dapat memaksakan diri untuk memelihara anak-anaknya.  Inilah lagu yang pernah tercipta itu:

Apa mbo mbo raze zia oro
Mbo tera esa nika marahaba
Marahaba nika za’e kombe rua
Kombe zima rua ambo mbeta duza
Duza ngi’i iu tau turu fizu
Fizu dawada tau selama
Selama ngaji ko’o abe Ali
Ali ofai kau mawe ro aki
Aki re bita mboko ndaru ki mbi’a

Jip-jip osa (Lagu dalam permainan)
Jip jip osa ali waja raji
Sai naka piso jao naka piso
Ali o... ali o...
Tetu-tetu Zoko (Lagu dalam permainan)
Tetu tetu zoko... zoko kera kae
Kae wa mena... kesa re raze
Ka’e ko sai... ka’e ko kizo
Kizo kazo remba remba nggo
Nggo nggewa sa esa

Apa raja-raja (Teka-Teki)
Apa raja-raja (Teka-teki) ini digunakan saat orangtua dan anak-anaknya bersantai-santai, juga digunakan oleh muda-mudi ketika berkumpul santai dengan tujuan agar tidak membicarakan hal-hal yang tidak masuk akal atau hal-hal yang tidak berguna.
Cara menggunakan teka-teki ini sama seperti teka-teki dalam bahasa Indonesia akan tetapi sebelum mengucapkan isi teka-tekinya terlebih dahulu mengucapkan “Apa raja-raja”. Ini merupakan syarat atau ketentuan yang sudah turun temurun ditaati dan itu merupakan sebuah keharusan.
Contoh:
Apa raja-raja: pozo keri kembi? (Jin menggaruk-garuk dinding)
Apa raja-raja: Ja’o mbana kai dheko? (saya berjalan, dia ikut)
Apa raja-raja: Ja’o kodho kai, kai kodho ja’o? (saya lihat dia, dia lihat saya)
Apa raja-raja: Jara ka kuru bhara? (Kuda makan rumput putih)
Apa raja-raja: Jara ka kuru mite? (Kuda makan rumput hitam)
Apa raja-raja: Ka toko, woku isi? (Makan tulang, buang isi)
Apa raja-raja: Boti teo tobhe, ae iwa mbore? (Botol digantung terbalik, air tidak tumpah)

PESAN-PESAN/AMANAT
Pesan atau amanat ini dipercaya orang-orang sejak dahulu yang mengatakannya sebagai suatu sugesti yang jika dipatuhi maka akan benar-benar terjadi. Sebaliknya, jika tidak dipatuhi tapi sudah diyakini maka akan mendapatkan bahaya, dan itu benar adanya.
Biasanya kalimat-kalimat sugesti ini ditujukan kepada orangtua ketika anak-anaknya bepergian jauh atau merantau di tanah orang. Tapi, kadang-kadang juga digunakan oleh orangtua untuk menasihati anak-anaknya sehari-hari.
Contoh:
Kalo ka, ma’e dari! - kalau makan, jangan berdiri - Jika berada di tempat yang jauh dari orantua, kita tidak akan berada di samping orangtua saat orangtua meninggal dunia.
Ka jawa mue, nangu mbe’o! Bagian yang gosong dari jagung bakar harus dihabiskan - Jangan buang sesuatu yang sudah susah payah didapatkan. Jangan sampai mubazir.
Pake sazake one pati bhaze! - Pakai celana dalam terbalik - Agar tak tampak oleh jin/setan atau agar tidak kemasukkan Jin/setan.
Ka are ngembi! - Makan kerak nasi - Ingat orangtua!

sebenarnya masih banyak hal-hal yang berkaitan dengan ini tapi lain kali saya bakal sambung lagi...

Jumat, 28 Oktober 2011

Menjadi Orang yang Lebih Baik dengan Mengenal Diri Sendiri

Kadang, kita kurang mengenali dan memahami siapa diri kita yang sebenarnya. Apa kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan kita. Tak ada orang yang sempurnya. Kita semua punya 'keanehan' dan keunikan. Kadang, keanehan ini justru membuat kita cute, istimewa, dan disukai. Tapi, sebagian dari keanehan ini mungkin kurang menarik dan untuk itu, diperlukan pemahaman dan pengenalan diri sendiri agar kita bisa memperbaikinya.
Tidak semua orang mengenali dirinya sendiri. Dibawah ini beberapa tips untuk masalah tersebut.

Pentingnya mengenal diri sendiri
Mengenal diri sendiri itu penting karena bisa membuat kita menjadi orang yang lebih baik.
Empati
Kemampuan untuk melihat kapan kita salah atau kapan kita melakukan kesalahan-kesalahan membuat kita bisa melihat sudut pandang orang lain dan berempati dengan situasi atau perasaan-perasaan mereka.
Pengakuan
Anda mungkin pernah mengalami, orang yang tidak mengenal diri sendiri sangat sulit minta maaf atau mengakui bahwa mereka salah. Orang-orang ini bahkan tidak bisa melihat bahwa mereka salah. mereka cenderung berpikir bahwa mereka selalu benar dan jika sesuatu tidak berjalan seperti yang direnacanakan, mereka selalu mengataka itu kesalahan orang lain.
Orang di depan cermin
Jika kita dapat menerima kelemahan-kelemahan kita, kita bisa melakukan perubahan positif untuk memperbaikinya. Tahu adalah separuh dari pertempuran. Dan jika kita bisa mengakui hal-hal yang kurang baik tentang diri kita, kita bisa mengubahnya atau memperbaikinya.
Toleransi
Jika Anda bisa melihat kesalahan-kesalahan diri sendiri, Anda akan lebih mudah menerima kesalahan-kesalahan orang lain.
Kerendahan Hati
Memahami bahwa kita sendiri tidak sempurna membuat kita bisa bersikap rendah hati. Selain itu, tahu bahwa kita selalu bisa berterima kasih atas kebaikan-kebaikan yang kita terima.
Disukai
Tak ada orang yang suka dengan orang yang serba tahu atau orang yang menganggap dirinya selalu benar. Punya kemampuan untuk melihat sudut pandang orang lain, berskap terbuka dan fleksibel, dan mengakui, Anda bukan satu-satunya orang yang tahu jawabannya, membuat Anda menjadi orang yang lebih menarik.
Menilai diri sendiri

Kepercayaan Diri Menggunakan Bahasa Sendiri, Sumber Utama Kemajuan


Anak umur 8 tahun yang baru masuk bangku sekolah dasar disuruh gurunya untuk bernyanyi di depan kelas pada mata pelajaran kesenian. Awalnya, anak ini tidak mau mengikuti suruhan gurunya dan dia menangis sejadi-jadinya sampai seisi kelas menjadi kacau. Teman-temannya pun meneriaki dan mengejeknya dengan mengatakan kalau dia tidak berguna. Ada yang menertawakan, ada pula yang diam saja karena sedih melihat temannya tersebut. Anak ini merasa dirinya dipojokkan. Dia sedih dan tiba-tiba pingsan. Lalu tertidur di atas mejanya. Sang guru berusaha menenangkan anak-anak lain agar kelas menjadi kondusif kembali. Anak itu dibiarkan saja tidur di atas meja sampai terbangun sendiri.
Seperti halnya anak umur 8 tahun yang saya ceritakan di atas. Negara Indonesia butuh sesuatu yang bisa membangun dirinya sendiri untuk dapat bersaing dengan bangsa lain. Negara ini tidak bisa bangkit kalau tidak ada kepercayaan diri. Mengambil sebuah contoh, Bahasa Indonesia yang didengungkan pada butir ketiga Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 oleh para pemuda Indonesia dahulu sebetulnya belum sepenuhnya ditanamkan dalam diri pemuda jaman sekarang ini. Hal ini dapat dilihat pada penerimaan dari sebuah negara terhadap budaya asing atau bahasa asing yang kini telah banyak diadopsi oleh bangsa kita. Kita mengadopsi bahasa-bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, China, Portugal dan lain-lain dengan alasan bahwa bahasa Indonesia tidak memiliki banyak kosa kata. Alasan lain diadopsikannya bahasa asing-kebanyakan bahasa Inggris-karena bahasa-bahasa tersebut secara morfologis dan semantik mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda dan mudah digunakan dan dipahami. Namun, jika bangsa Indonesia, khususnya pemerintah jeli dan pintar dalam membangun bangsanya dalam hal ini membangun bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, maka kita tidak akan dikatakan sebagai pengadopsi bahasa terbanyak di dunia. Bayangkan saja, banyak kosa kata dari bahasa-bahasa dari beberapa negara di benua Eropa diambil untuk dijadikan kosa kata bahasanya.
Dari sini, saya ingin berpendapat bahwa sebetulnya Negara Indonesia ini memiliki ratusan bahasa daerah yang dimungkinkan untuk diambil beberapa kosa kata dari beberapa daerah yang tersebar di seluruh tanah air ini. Sebagai contoh, bahasa Manggarai (Flores, NTT) telah diambil salah satu kosa katanya untuk dijadikan sebagai bahasa baku Bahasa Indonesia dan ini dibuktikan dengan dimasukkannya kata tersebut ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk dijadikan referensi kosa kata untuk digunakan oleh orang-orang Indonesia.
Sebagai pelajar yang mempelajari Bahasa Indonesia, saya ingin melakukan ajakan kepada siapapun yang membaca tulisan ini agar kita terus menggunakan bahasa Indonesia agar kita semakin kaya bahasa kita sendiri dan tidak punah kosa katanya dikemudian hari. Khusus kepada orang-orang yang mencintai bahasa Indonesia, baik itu pemerintah, dosen atau guru bahasa Indonesia, sastrawan, pemerhati bahasa Indonesia, kelompok pelestari bahasa Indonesia dan organisasi-organisasi yang bergerak sebagai pecinta bahasa Indonesia, mari kita jadikan bahasa Indonesia ini tidak hanya sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan tetapi juga bahasa yang benar-benar lahir dari kepercayaan diri yang selama ini endapkan.