MATSUHITA KONOSUKE (Seorang tokoh dalam dunia elektrik)


Matsuhita Konosuke lahir pada 27 November 1894, di Desa Wasamurasendannoki (sekarang Wakayamashi Senda), Kecamatan Kaiso, Propinsi Wakayama, Jepang. Nama yang diberikan kepadanya memiliki arti “dibawah cemara”. Matsu artinya cemara dan Shita artinya dibawah. Diberikan nama itu kepadanya karena rumah mereka berada dibawah rimbunan pohon cemara. Dia adalah anak bungsu dari 8 bersaudara. Ayahnya bernama Masakusu dan Ibunya bernama Tokue. Matsuhita Konosuke senang bermain Shogi (Catur Jepang).
Keluarga Matsuhita Konosuke sangat miskin. Ayahnya bekerja sebagai tukang sepatu keliling dan ibunya sebagai tukang kebun. Saudara-saudaranya ada yang bekerja tetapi bekerja di tempat yang jauh dan ada pula yang menganggur.
Karena kemiskinan, Matsuhita Konosuke dari kecil selalu mengenakan Hakama (baju tradisional Jepang) ayahnya yang sudah dikecilkan sesuai ukuran badannya.
Di umur 7 tahun, Matsuhita Konosuke bekerja di sebuah toko Hibachi (kompor arang) sebagai penggosok atau pembersih kompor dengan gaji yang minim. Walaupun begitu, dia mendapatkan honor yang sangat besar di akhir kerjanya pada toko kompor tersebut karena keuletannya dan bisa dipercayai.
Melihat keadaan keluarga yang memprihatinkan, di umur 10 tahun Matsuhita Konosuke bekerja pada sebuah bengkel sepeda milik Godai disebuah kota Sakai Sujiawai, Osaka. Dia rela berhenti sekolah demi membantu meringankan beban kedua orangtuanya. Di Godai, dia bekerja dengan sangat rajin. Oleh karena itu, dia diangkat oleh tuannya sebagai anak dan tinggal bersama mereka sampai kedua orangtuanya meninggal dunia.
Matsuhita Konosuke adalah tokoh besar dalam dunia elektrik dari Jepang. Matsuhita Konosuke menjadi tokoh kebanggaan bangsa-bangsa di Asia karena kehebatannya membangun usaha mulai dari nol. Pendidikan formalnya hanya sampai SD karena kemiskinan dan keterbatasan keluarganya.
Berkat semangat belajarnya, ia mampu menciptakan karya besar, dimulai dari fitting lampu, radio, hingga kapal laut maupun pesawat terbang. Hal ini dilandasi oleh pendekatan kemanusiaan yang luar biasa. Pemikiran, temuan, inisiatif, dan kerja keras menjadi tiang utama keberhasilannya.
Di luar itu, Matsuhita Konosuke merupakan seorang humanis besar. Dia memikirkan bagaimana membangun masa depan generasi muda bangsanya, baik di negeri sendiri maupun di negeri Asia pada umumnya lebih cerah.
“Banyak hal yang pada awalnya tidak berjalan sesuai rencana, tapi kalau terus berusaha dan tidak pernah menyerah, pasti ada jalan keluar lainnya. Jadi, kita tidak boleh putus asa di tengah jalan.” (Matsuhita Konosuke)