Naskah Drama - Kau Bukan Milikku

Narator : ......

“Hidup bagaikan syair yang melantunkan nada-nada indah. Namun, meremukkan jiwa, menggetarkan nurani. Tekadang syahdu menyejukkan kalbu, terkadang resah menorehkan luka. Itulah hidup. Karena itu, jangan pernah kecewa dan putus asa, namun jadilah seperti burung rajawali... semakin tinggi ia terbang, semakin indah kepakan sayapnya.”

Para pelaku/pemeran:
 Primus sebagai Firgi
 Lia sebagai Meta
 Mya sebagai Zelin
 Lis sebagai Rina
 Vinsen sebagai Roy
 Ishak sebagai Evan
Dengan Sutradara : Maria Kristanti Wona
“S E L A M A T M E N I K M A T I”

ADEGAN I
Malam itu di sebuah kos-kosan. Firgi datang menemui Zelin.
Firgi : (mengetuk pintu) Hai... Selamat malam! (sambil tersenyum)
Zelin : (dengan perasaan gembira) Hai... Selamat malam juga! (membalas dengan senyuman)
Firgi : Sepi sekali, Meta dimana?
Zelin : Nonton sama Indra.
Firgi : Kau tidak ikut?
Zelin : Kalau saya pergi, malam ini kita tidak ketemu (perasaannya terhanyut dalam kerinduan)
Firgi : Saya juga, sehari saja tidak melihat wajahmu, rasanya seperti seabad. Makannya, andai saja
saya sudah bekerja dan punya banyak uang, saya ingin kita segera menikah. Kau maukan
menjadi istri saya? (mencoba menggoda hati zelin)
Zelin : (terharu akan rayuan Firgi) Iya Firgi. (tersenyum malu)
(Firgi mendekatkan wajahnya pada wajah Zelin. Firgi menatap dalam-dalam mata Zelin. Tatapan itu menandakan bahwa Firgi ingin mengajak Zelin untuk tidur bersamanya malam ini).
Zelin : Jangan Firgi, jangan sekarang (mencoba mengelak)
Firgi : (dengan perasaan kecewa) Lalu kapan, Zel? Sekarang atau nanti itu sama saja.
Zelin : Tentu saja berbeda, Gi.
Firgi : (mencoba lagi mendesak Zelin) Tidak, saya ingin sekarang.
Zelin : Firgi, kau mencintai saya kan? Jadi bantu saya menjaga kehormatan saya, demi kesucian cinta
kita. Kita... ... kita belum menikah, Gi.
Firgi : Nanti kan kita akan menikah.
Zelin : Karena itu, kita nanti saja melakukannya. Saya takut Firgi ...
Firgi : (memotong) Takut hamil?? Saya akan bertanggung jawab.
Zelin : Takut dosa dan takut kepada Tuhan.
Firgi : Okey...Okey, berpikirlah tentang dosa. Tapi jangan lagi kau pikirkan tentang saya dan cinta
kita (marah dan agak kecewa).
Zelin : Firgi...... (merasa heran dengan apa yang diucapkan Firgi)
Firgi : Saya tidak suka dengan perempuan sok suci sepertimu. Kita bubar saja (marah).
Zelin : (Dengan polos, karena merasa Firgi sudah benar-benar serius). Saya mencintaimu. Saya
tidak mau kehilangan kamu. Tapi, kamu benar-benar menikahi saya kan??
Firgi : Iya, saya janji (memberi penguatan kepada zelin).

Narator : ......
Karena takut ditinggalkan kekasihnya, akhirnya Zelin pun mau menuruti nafsu Firgi yang bergejolak saat itu. Setelah melakukan perbuatan itu, Firgi pun pulang. Tiba-tiba datanglah Meta yang baru saja pulang dari bioskop bersama pacarnya Indra. Meta heran terhadap sikap Zelin.

ADEGAN II
Meta : (merasa heran) Kamu bilang, Indah mengirimkan berita baik tentang keluarganmu tapi, kok
kamu kelihatan murung?? Zel, apa ada masalah dengan Firgi??
Zelin : Iya (agak sedih, sambil menunduk)
Meta : Selama ini kamu selalu menceritakan semua masalahmu tentang mama, bapak, dan firgi. Tiap
kamu merasa bahagia, kamu selalu membaginya denganku. Dan kini saya ingin kamu
membagi juga sedihmu. Ceritakan agar bebanmu berkurang (memberi pengertian kepada
Zelin).
Zelin : (dengan nada pelan) Kau mencintai Indra?
Meta : (agak heran) Kenapa kau bertanya seperti itu?
Zelin : Jawab dulu (memaksa)
Meta : Ya. Saya mencintai Indra.
Zelin : Sangat? Dan demi cintamu, kamu mau melakukan apa saja?
Meta : Kalau menyimpang tentu saja tidak.
Zelin : Misalnya?
Meta : (Bergurau) Misalnya dia menyuruh saya terjun dari gedung berlantai 70. Sebenarnya apa?
Zelin : Kalau dia meminta sesuatu yang sangat berarti untukmu, kamu akan memberikannya?
Meta : Sekarang kamu bicara yang jelas. Masalahmu itu apa?
Zelin : Saya sangat mencintai Firgi. Saya takut kehilangan dia. Sangat takut.......
Meta : (memotong) Tapi hubunganmu baik-baik saja kan?
Zelin : Iya......
Meta : Lalu apa masalahmu?
Zelin : Masalah perasaan saya, terlalu berlebihan padanya. Karena besarnya cinta saya, saya relakan
harga diri dan kehormatan saya untuknya.......
Meta : (Tersentak kaget) Apa......????
Zelin : Firgi memaksa saya. Dia akan memutuskan saya apabila saya menolaknya......
Meta : dan hanya karena ancaman seperti itu kamu mengorbankan milikmu yang paling berharga?
Kau bodoh Zelin, kalau dia mencintaimu, dia pasti akan ikut menjaga kehormatanmu, karena
suatu saat kau akan menjadi miliknya juga (marah dan kesal pada Zelin).
Zelin : Jadi, menurutmu dia tidak mencintai saya? (bingung).
Meta : Cinta, tapi kadar cintanya sangat rendah dan dangkal. Yang dominan dihatinya adalah nafsu.
Dan cinta itu dijadikan dalih untuk mendapatkanmu.
Zelin : Indra tidak pernah meminta itu darimu?
Meta : Indra tidak hanya mencintai saya, tapi juga menghormati saya. Kalau dia telah mendapatkan
semuanya darimu, satu-satunya yang akan dilakukannya adalah lari darimu.
Zelin : Itu tidak mungkin, saya tahu perasaannya.
Meta : Dia hanya mencintaimu, tidak menghormatimu. Dia bahkan tega merendahkan martabatmu
dengan merampas kegadisanmu.
Zelin : Dia tidak merampas, saya yang menyerahkannya. Tapi saya menyesal, Meta (menunduk
sedih).
Meta : Menyesal saja tidak ada gunanya. Sekarang berusahalah agar hal itu tidak terjadi lagi. Kamu
tidak ingin hamil diluar nikah kan? Berdo’alah serta meminta ampun pada Tuhan, karena kau
telah melakukan dosa yang sangat besar. Bisa menolak bila Firgi minta lagi?
Zelin : Iya..... (menangis sambil menatap Meta).
Meta : Juga bila dia mengancam untuk meninggalkanmu?
Zelin : (Memeluk Meta) Dia tidak boleh meninggalkan saya.
Meta : Semoga saja.

Narator : ......
Waktu terus berjalan. Ternyata Zelin tak bisa mengikuti apa kata temannya. Dosa itu ternyata terulang kembali. Zelin meminta Firgi untuk segera menikah tapi Firgi hanya menjanjikan saja. Zelin tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan kini Zelin tinggal bersama Firgi di rumah kontrakannya dengan tanpa menikah. Setiap hari Zelin hanya berdiam diri di rumah, menunggu sampai malam Firgi tiba. Firgi bekerja pada sebuah bengkel teman pamannya. Sampai pada akhirnya Firgi memperkenalkan Zelin pada temannya, bukan sebagai kekasih tapi sebagai adik. Firgi sengaja memperkenalkan Zelin pada teman bengkelnya demi mendapatkan uang.
Rencana perkenalan itu dibicarakan oleh Firgi, Randy dan Roy di bengkel dimana Firgi bekerja. Saat itu Firgi melihat Evan di bengkel tersebut tapi akan segera pergi.

ADEGAN III
Firgi : Anak orang kaya ya? Motornya bagus.
Roy : Ya, kaya sekali.
Firgi : Belum menikah ya?


Roy : Menikah? Punya pacar saja tidak.
Firgi : Kenapa?
Roy : Pacarnya meninggal sejak 3 tahun yang lalu dan sejak saat itu dia menutup diri dari gadis
manapun padahal orangtuanya sudah ingin melihatnya punya pacar lagi.
Firgi : Kau setuju tidak, kalau saya memperkenalkan Evan pada adik saya?
Rina : (Kaget) Kau punya adik cantik?
Firgi : Menurut saya dia cantik. Namanya Zelin. Dia lembut dan sabar. Siapa tahu Evan bisa tertarik
padanya.
Rina : Coba saja, soalnya gadis cantik tidak cuma Zelin, yang jauh lebih cantik pun sudah antri, tapi
tak pernah Evan gubris (menyela).
Firgi : Tapi kenalan dulu Zelin padanya, bagaimana?.
Roy : Baik.
Firgi : Oke, nanti malam minggu, saya tunggu kalian berdua di kontrakan saya. Adik saya tinggal
bersama saya.

Narator : ......
Akhirnya, kesepakatan itu dibicarakan Firgi bersama Zelin. Zelin memang terlalu lugu dan bodoh, tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa menuruti apa saja keinginan Firgi. Zelin berdandan cantik dan menunggu kedatangan Roy dan Rina ke sebuah pesta ulang tahun teman Roy. Roy dan Rina pun datang menemui Firgi dan Zelin.

ADEGAN IV
Roy : (mengetuk pintu) Selamat malam.
Firgi : Selamat malam juga. Silahkan masuk.
Rina : Zelin sudah siap?
Firgi : Ya, tunggu sebentar. Nah ini Zelin, cantik kan?
Roy : Ya, tapi entah dimata Evan.
Zelin : Pergi sekarang.......?
(Zelin berangkat bersama Roy dan Rina, sedangkan Firgi tidak ikut. Dan akhirnya mereka bertemu Evan).
Roy : Nah, itu Evan.
Rina : Iya, itu Evan. Kok telat?
Evan : Tadi malah tidak mau datang, Rin.
Roy : Oh... ya, kenalkan dulu. Ini Zelin, adiknya Firgi yang kerja dengan aku.
Evan : Aku Evan... Kamu cantik.
Zelin : Terima kasih (tersipu malu).
Roy : Oh... ya, sekarang saatnya dansa, kami mau turun. Kamu juga?
Evan : Tidak.
Roy : Kalau begitu temani Zelin ngobrol.
Evan : Temannya Roy?
Zelin : Iya.
Evan : Roy sengaja memperkenalkan kamu pada saya, pasti berniat untuk menjodohkan, bukan?
Zelin : Ti..ti..ti..tidak.
Evan : Tidak apa-apa, Roy memang begitu. Dan saya tahu, maksudnya baik kok.
Zelin : (merasa keheranan) Tapi Roy tidak bilang, kalau dia menjodohkan saya dengan temannya.
Dia cuma mengajak saya kesini karena kebetulan saya ingin keluar malam ini.
Evan : Masa?!
Zelin : Iya.

Narator : ......
Mulai saat itu Zelin semakin dekat denga Evan. Dia merasakan ada getaran lain yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Ya... zelin jatuh cinta pada Evan. Kepribadian Evan yang begitu tulus menggugah hati Zelin untuk mencintainya. Akhirnya, Firgi pun tahu, kalau Zelin tidak mau menjalani lagi rencana itu dan bukan hanya itu, Rina, Roy, dan Evan pun tahu rencana Zelin dan Firgi. Evan sangat kecewa pada Zelin. Zelin berharap, Evan akan tetap mencintainya, karena dia pun tulus mencintai Evan.
Dengan rasa percaya diri, Zelin pergi menemui Evan dan menjelaskan semua kejadian yang selama ini ditutup-tutupi dirinya bersama Firgi. Saat itu Evan duduk sendiri di depan rumah.

ADEGAN V
Zelin : Saya tahu, mestinya saya tak perlu datang lagi. Saya tahu saya sudah tidak punya harga diri.
Tapi, sebelum kau percaya, saya tidak pernah tenang Evan. Saya ingin kau percaya, sejak pertama melihatmu, saya langsung suka dan melupakan rencana Firgi. Saat itu saya masih jalankan rencana Firgi tapi setelah mendengar ceritamu tentang Dinda, juga setelah merasakan tulusnya cintamu kepadaku, saya ingin lari dari Firgi dan ingin hidup bersamamu. Saya mencintaimu Evan. Bahkan kekuatan cintaku mampu memberiku kekuatan untuk meninggalkan Firgi. Dan sekarang Firgi telah pergi dari kehidupanku.
Evan : Roy juga sudah cerita tentang kepergian Firgi.
Zelin : Lalu bagaimana perasaanmu? (seolah mencari tahu)
Evan : Kenapa ingin tahu? Saya kira itu bukan urusanmu.
Zelin : Saya kira itu urusan saya juga, karena saya ingin kau percaya bahwa saya tak pernah
menipumu dan Firgi pun menyesali kesalahannya padamu.
Evan : Kalau saya sudah pecaya, lalu kau mau apa? Ingin kembali?
Zelin : Tidak, kau terlalu baik untukku. Yang pantas untuk saya seharusnya lelaki sejahat Firgi,
sayangnya saya tidak bisa mencintainya lagi karena cintaku telah kuberikan untukmu.
Evan : Saya juga mencintaimu. Sejak bertemu denganmu, rasanya saya harus menghentikan
kesendirianku selama ini. Sayangnya, saya belum mempercayaimu, tapi saya mencoba ......................... kenapa menangis? (tiba-tiba berhenti dan merasa heran pada Zelin).
Zelin : Saya bahagia sekali, paling tidak saya masih punya harapan.
Evan : Begitu berartikah harapan buatmu?
Zelin : Ya, karena harapan bisa memberiku semangat hidup. Harapan membuat saya merasa punya
arti. Apalagi harapan itu diberikan oleh orang yang sangat saya cintai (memegang erat tangan
Evan).
Evan : Zelin... kalau saja bisa, sebenarnya saya ingin hidup sendiri lagi, menyepi dan tak ingin
memikirkan cinta lagi, tapi saya tidak bisa. Maka saya butuh kamu. Saya mencintaimu, Zelin.
(Memeluk Zelin).

Narator : ......
Akhirnya, sekarang Zelin hidup bersama Evan dan telah melupakan Firgi selamanya. Begitu pula Firgi telah pergi dari kehidupan Zelin walaupun hatinya masih mencintai Zelin. Kini hati mereka telah menyatu dengan penuh kasih sayang yaitu cinta murni yang selam ini Zelin dambakan. Semoga cinta yang telah mereka bina abadi selamanya.

S E K I A N & T E R I M A K A S I H