Sabtu, 17 Desember 2011

Cerpen-Akhir Sebuah Cinta

 Sayang, aku mencintaimu. Apa pun yang akan terjadi, aku akan tetap bersamamu.” Itulah sms yang dikirim Tino untuk sang kekasih. Sms itulah yang membuat Reni terjerumus. Ia telah melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
Di balik jendela kamar, Reni duduk terpekur sesekali mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya. Pikirannya menerawang jauh. Ia berusaha untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. Tino, yang semula dianggap baik, sopan, dewasa, ternyata menyimpan segudang kemunafikan. Tino telah membuat hidupnya berubah sekejap. Selama ini dia berpura-pura baik.
...............................
Reni dan Tino bertemu tanpa sengaja di sebuah desa, di mana mereka harus menjalankan kegiatan yang diprogramkan oleh kampus. Awalnya mereka hanya bertukar nomor ponsel saja, dan kadang sekadar iseng, mereka saling smsan dan menelepon. Karena faktor kedekatan, timbulah benih-benih cinta di antara mereka berdua. Entah siapa yang memulainya, mereka juga tidak tahu. Rasa itu dan terpatri di dalam sanubari kedua insan itu.
Reni aku menyukaimu, maukah kamu menjadi kekasihku?” ungkap Tino ketika mereka bertemu. Kaku sekujur tubuh Reni mendengar ungkapan isi hati Tino. Bagaimana mungkin Tino yang selama ini ia kagumi ternyata selama ini menyimpan perasaan yang sama seperti dirinya. Tino melajutkan lagi. “Sejak pertama kali kita bertemu, aku sangat mengagumimu. kadang aku memberi perhatian lebih kepadamu. Semua ini aku lakukan agar kamu bisa mengerti denganku. Apakah kamu merasakan hal yang sama?” tanya Tino. Reni hanya berdiam diri saja bagaikan orang bisu. Meskipun tanpa berkata-kata, melalui sorotan matanya yang berbinar-binar Tino tahu kalau Reni menyukainya. Mulai saat itu hari-hari mereka selalu bersama, dan bayak hal yang mereka lalui, semua ini menambah keakraban di antara keduanya. Aku ingin kamu menjadi yang terakhir dalam hidupku. Kata-kata Tino itu selalu terngiang-ngiang di benak Reni. Entah mengapa, secara diam-diam Reni berusaha untuk memenuhi harapan sang kekasih hatinya. Kekasih yang ia kagumi karena memiliki karakter yang baik.
Hari berganti hari, bulan pun berganti. Tidak terasa sudah hampir setahun mereka mejalin cinta, mereka bahkan telah melakukan hubungan terlarang, hubungan yang ditentang oleh siapa saja yang menjunjung tinggi kesucian. Semua ini mereka lakukan haya untuk membuktikan kekuatan cinta mereka. Hingga pada suatu hari, prahara itu muncul. Prahara itu yang membuat hubungan keduanya tidak seharmonis dulu.
Ketika keduanya duduk bersama, Reni tanpa sengaja membuka ponsel Tino. Tino yang tidak meyukai cara Reni mulai marah-marah. Dia menganggap Reni terlalu berlebihan. Setelah melakukan berbagai cara, Reni akhirnya berhasil membuka pesan di kotak masuk di ponsel Tino. “Sayang, aku hamil.” Itulah bunyi sms yang sempat dibaca oleh Reni. Tino yang tidak mau kedoknya dibongar dengan secepat kilat merampas Hp dari tangan Reni. Dingin sekujur tubuh Reni, bumi seakan berhenti berputar. Tanpa terasa, kristal-kristal bening mulai membasahi pipinya. Setega itukah Tino pada dirinya? Siapakah perempuan yang memanggil orang yang disayanginya itu dengan panggilan sayang. Siapa yang ia maksudkan? Tinokah? Atau teman-teman Tino yang memakai Hp Tino karena mereka kehabisan pulsa? Reni terus bermain main dengan pikiran sendiri. Dia berusaha untuk menepis rasa itu dan berpikir positif tetapi tidak berhasil dilakukannya. Sms itu ada di Hp Tino, dan mengapa Tino menghapusnya?Apa jawaban Tino ketika membaca sms itu? Berbagai pikiran mulai berkecemuk di otak Reni. Dengan sikap dingin, dia kemudian bertanya kepada Tino “Tino siapa yang memanggilmu dengan sapaan sayang?” Tino gugup mendengar pertanyaan Reni. Untuk menutup rasa gugupnya itu, Tino mulai mengalihkan pembicaraan Reni. Hal itu membuat Reni makin membenci Tino. “Tino tolong dengarkan aku, siapa perempuan itu?” Dan mengapa dia mengirim sms seperti ini? Apa yang terjadi di antara kalian berdua? Emosi Reni meledak-meledak. Dia mulai menghujani Tino dengan berbagai pertanyaan. Tino kelabakan untuk menjawab pertanyaan Reni yang banyak itu. Setelah menarik napas dalam-dalam, Tino akhirnya angkat bicara, ”Reni maafkan Aku, Selama ini aku mengkhianati cinta kita. Secara diam-diam aku menjalin cinta dengannya, dan sekarang dia tengah mengandung anakku.” Perasaan Reni hancur berkeping-keping. Saat itu Reni mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan mereka. Inilah akhir sebuah CINTA.

oleh: Yulita Natalia Nggonde

Tidak ada komentar:

Posting Komentar